Bismillah,
Pada zaman dahulu Upik Abu bertemu dengan Pdngeran, lalu menikah.
Dan, aku tahu fakta soal Laki-laki yang sejak lahir sudah punya sendok perak di mulutnya. Dia dibesarkan dengan cinta-kasih, didukung materi, pendidikan, keluarganya tersohor, ayahnya terhormat di masyarakat, ibunya terpelajar, kakak-kakaknya lulus dengan gelar membanggakan. Dan laki-laki itu adalah Fadhil.
Seseorang yang tidak pernah absen dari ruang doaku. Apa aku senang dengan segala kegemilangan yang dimiliki Fadhil? Tidak!
Kehidupanku amat berbeda dengan Fadhil. Aku lahir dari keluarga yang segalanya biasa saja. Dan, aku pun tahu islam adalah agama yang menyamaratakan derajat jika dalam dunia.
Peduli amat seberapa hebatnya manusia dengdn pencpaian dunianya. Namun, aku tidak pernah percaya dengan pola pikir manusia. Meskipun ada yang shalatnya rajin, haji, dermawan, dan sifat terpuji lainnya, tapi sifat menyekat-sekat kehidupan sosial selalu gagal diruntuhkan.
Sekat-sekat itu adalah standar yang sering dijadikan kepantasan/keserasian. Dan aku benci itu!
Aku tidak memiliki standar tinggi semua itu. Aku hanya punya keimanan. Apa yang bisa kutawar pada mereka? Aku tidak ingin Fadhil jatuh seperti manusia lainnya, aku tidak ingin keluarganya memiliki sifat sombong satu biji zarah pun!
Ya, Rabb, jadikanlah Rahmat Fadhilah laki-laki sholeh, elokan sifatnya, turunkan egonya, rendahkan hatinya, tahan kebanggaannya, jagalah ia dalam ketaatanmu agar terhindar dari penyakit dunia.
Insya Allah jika dia paham, dia bisa menjadi manusia paling rendah hati dan rendah diri di depanMu.
Aamiin.
0 komentar:
Posting Komentar